Perlu Syukur

ALLAH melimpahkan rahmat-Nya kepada manusia sepanjang masa, tanpa sedetik pun terlepas dinikmati manusia. Jika tanpa rahmat Allah sedetik, pasti musnah seluruh alam ini, termasuk manusia dan segala kemegahan yang dikagumi selama ini.
Sepantasnya senantiasa sadar dan menyatakan rasa bersyukur kepada-Nya di atas segala nikmat hidup yang dianugerahkan. Sifat menunjukkan rasa bersyukur bukan saja satu amalan seperti mengucapkan rasa berterima kasih sesama manusia.
Sebaliknya, perbuatan yang berkaitan tanda bersyukur juga menjadi bukti tanda keimanan seseorang. Orang beriman senantiasa sadar siapakah dirinya dan tujuan asal diciptakan Allah. Apa yang dinikmati dan dimiliki di dunia ini adalah milik Allah yang dipinjamkan sementara saja.
Nikmat yang Allah sediakan untuk manusia amat besar. Manusia tidak mampu menggerakkan anggota badan sendiri tanpa izin Allah. Malah, tidak ada satu sel badan, daripada bermilyar-milyar sel dalam badan, dapat berfungsi sendiri melainkan ia ketentuan Allah.
Maka, besarnya kekuasaan Allah dan nikmat diberikan kepada manusia. Sesungguhnya, kehidupan ini serba lengkap dan sempurna. Manusia tidak mampu menghitung apa yang dinikmati karena tidak ada satu pun melainkan ia adalah ihsan karunia Allah.
Sedangkan Allah Maha Pengasih dan Maha Pemurah tidak meminta sebarang balasan terhadap apa dianugerahkan kepada manusia, melainkan beribadat dan bertakwa kepada-Nya.
Setiap yang dilakukan manusia adalah untuk dirinya sendiri baik di dunia maupun akhirat, Allah tidak mengharapkan pertolongan dari manusia.
Melihat sifat manusia mudah lupa, Allah banyak memberi peringatan dalam al-Quran yang menyebut kalimah syukur digandengkan dengan kalimah zikir.
Kedua kalimah itu memberi peringatan supaya manusia mengkaji setiap kejadian alam yang dijadikan Allah, tidak mudah lupa diri dan tidak bersikap angkuh.
Orang yang tidak bersyukur mudah lupa apabila mendapat kemewahan dan kejayaan hidup. Menganggap itu adalah hasil dari usahanya sendiri, serta menjadi kufur dan ingkar kepada Allah.
Sedangkan apabila dirinya ditimpa kecelakaan dan kesukaran hidup, maka mudah pula dia hilang pertimbangan dan keyakinan diri, lalu menyalahkan Allah atas nasib yang menimpanya.
Ironinya, tidak menganggap kecelakaan dan kegagalan itu bersumber dari sikapnya sendiri.


 


Dari Abdullah bin 'Amr r.a., Rasulullah s.a.w.bersabda, "Sampaikanlah pesanku biarpun satu ayat..!
--------------------------------------------
Mutiara Amaly - Penyejuk Jiwa Penyubur Iman
--------------------------------------------
"di hati kita bersama, di hati kita melangkah, jangan di pisahkan kasih bersaudara, jangan di dendamkan ukhuwah yang terbina!"

0 comments: